Slide # 2

HIDUP RUKUN BERTETANGGA


Dalam Islam, bertetangga adalah ibadah sosial yang sangat perlu diperhatikan. Sikap kita bertetangga merupakan ukuran ke-Imanan dan ke-Shalehan. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barangsiapa ber-iman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berbuat baik kepada tetangganya." (HR. Muslim).

Dalam riwayat lain disebutkan “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya... “(HR. Bukhari dan Muslim). “Tidaklah masuk surga orang yang tetatngganya tidak aman dari gangguannya.”(HR Muslim).
Begitu pentingnya tetangga, sampai-sampai Nabi Saw mengira Malaikat Jibril akan menjadikan tetangga sebagai pewaris.

Tetangga secara eksplisit disebut dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 36. Ada dua macam tetangga, yakni tetangga dekat dan tetangga jauh. Banyak tafsir tentang tetangga dekat dengan jauh ini. Ada yang melihat dari sisi hubungan kekerabatan ada pula yang dari sisi jarak. Para Ulama menafsirkan dari sisi jarak tetangga adalah 40 rumah ke kanan,kiri,belakang,depan, atas dan bawah(dalam apartemen, semisalnya).

Secara sederhana ibadah bertetangga mencakup dua hal. Melakukan kebaikan secara aktif dan menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang menyakitkan, termasuk jika ada sesuatu yang kurang berkenan. Yang pertama misalnya dengan membagi makanan, menyapa dengan ramah jika berpapasan, segera memberi bantuan jika diperlukan, dan menjadikannya sebagai pihak pertama yang ditawari jika hendak menjual rumah atau tanah. Yang kedua misalnya dengan tidak mengkomplain jika ada daun dan ranting pohon tetangga yang jatuh ke tanah kita, atau membiarkan anaknya bermain di tempat kita. Rasulullah Saw menjelaskan hal ini dengan cukup detail.

Adanya Rukun Tetangga dan Rukun Warga di Indonesia patut kita syukuri karena menjadikan kita memiliki sarana resmi untuk beribadah hablun minannas dengan tetangga. Rapat RT, kumpulan RT, posyandu, kerja bakti dan kegiatan-kegiatan berbasis RT akan bernilai ibadah jika selalu dibarengi niat untuk menjalin hubungan baik dengan tetangga. Maka, tak semestinya kita tidak pernah hadir dalam kegiatan-kegiatan RT jika kita ingin menjadi muslim/ah yang paripurna. Menebar salam, senyum dan sapa saat berpapasan. Dan membuka kaca mobil untuk menyapa tetangga adalah hal ringan yang bernilai ibadah dan bisa dilakukan setiap saat.

# Artikel ini di copy dari: http://emmaqueen.co.id/berita/detail/hidup-rukun-bertetangga-5843.html#sthash.E5cmnCEz.dpuf