Slide # 2

Pengajian Umum Menyambut Ramadhan 1437 H

Bulan suci ramadhan merupakan bulan penuh berkah yang kedatangannya selalu ditunggu-tunggu oleh semua umat muslim diseluruh dunia, tak terkecuali kami warga Perumahan Bumi Kiki Permai yang ada di kota Pare - Kediri. Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci ramadhan 1437 H kami warga BKP merasa perlu mengadakan sebuah acara pengajian yang memungkinkan kami menambah wawasan keagaman seputar ibadah puasa sebagai bekal untuk mendulang pahala yang berlipat-lipat dan pengampunan dari Allah SWT Rob alam semesta. Dengan pertimbangan itulah maka pada hari Ahad tanggal 29 Mei 2016, kami menyelenggarakan pengajian umum dengan menghadirkan Ustadz Nawawi dari Indramayu (yang kebetulan berdomisili di Kediri) di masjid Perumahan BKP jam 20.00 WIB.

Menurut ustadz Nawawi, ada beberapa hal yang harus kita persiapkan untuk memaksimalkan kesempatan kita mendapatkan keuntungan dari keutamaan bulan suci ramadhan, diantaranya yaitu:
1. Persiapan Ruhiyah atau Keimanan
Dalam melakukan persiapan keimanan ini kita perlu memperhatikan bahwa sandaran utama kita dalam melaksanakan ibadah puasa dan ibadah lainnya adalah Ikhlas, dimana semua itu kita lakukan demi mengharap ridha Allah bukan pujian dan penghargaan dari manusia.

2. Persiapan Tsaqofiyah atau Keilmuan
Banyaknya pahala yang tersedia selama menjalani ibadah di bulan suci ramadhan akan menjadi sia-sia belaka apabila ibadah yang kita lakukan asal-asalan tanpa dasar pengetahuan ilmu agama. Ibadah yang kita lakukan apabila tidak didasarkan pada tuntunan yang telah dicontohkan oleh rosul dan para pengikutnya tentunya tidak akan bernilai pahala sama sekali bahkan tertolak.

3. Persiapan Maliyah atau Harta
Persiapan harta yang dimaksud bukan saja agar kita bisa tenang dan fokus menunaikan ibadah dibulan ramadhan tanpa dipusingkan oleh kebutuhan rumah tangga sehari-hari, namun juga hal ini perlu dipersiapkan untuk melakukan sedekah berupa memberi hidangan buka puasa bagi fakir miskin ataupun kegiatan sedekah lainnya, karena sedekah di bulan suci ramadhan akan dilipat gandakan pahalanya.

4. Persiapan Jasadiyah atau Fisik
Di bulan ramadhan semua kegiatan yang kita niati ibadah akan diganjar pahala berlipat ganda, bahkan tidurnya orang yang berpuasa disiang haripun dicatat sebagai ibadah. Tentu kondisi ini memotivasi kita untuk meningkatkan intensitas kegiatan ibadah kita, mulai dari puasa disiang hari, sholat tarawih, tadarus bahkan qiyamul lail dan saur diwaktu dini hari. Semua kegiatan tersebut memacu fisik kita dan bahkan jam istirahat kitapun berkurang, dan hal ini perlu kita persiapkan dari sekarang melalui kegiatan olahraga maupun puasa sunnah agar terbiasa dan tidak ada kendala fisik selama menjalani ibadah dibulan suci ramadhan. Selain itu kita juga perlu menjaga pola makan dengan baik. Makanan yang kita makan jangan hanya halal (baik) tapi juga harus toyyib (baik). Makanan halal memang baik secara hukum syar’i namun belum tentu toyyib atau baik bagi kesehatan atau badan terutama bagi kita yang usianya sudah mulai masuk gerbang senja.

Itu sekilas yang disampaikan oleh ustadz Nawawi dalam acara pengajian umum menyambut bulan suci ramadhan 1437 H di masjid perumahan BKP. Apabila ada yang kurang sesuai mohon koreksinya.

Semoga bermanfaat dan kita bisa memasuki bulan suci ramadhan dengan bekal yang cukup dan persiapan yang matang sehingga kita bisa memaksimalkan ibadah di bulan yang penuh berkah tersebut untuk mendapatkan pengampunan dari Allah dan meningkatkan ketaqwaan kita kepada-Nya. Aamiin YRA.


By: Ahmad Munir

HIDUP RUKUN BERTETANGGA


Dalam Islam, bertetangga adalah ibadah sosial yang sangat perlu diperhatikan. Sikap kita bertetangga merupakan ukuran ke-Imanan dan ke-Shalehan. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barangsiapa ber-iman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berbuat baik kepada tetangganya." (HR. Muslim).

Dalam riwayat lain disebutkan “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya... “(HR. Bukhari dan Muslim). “Tidaklah masuk surga orang yang tetatngganya tidak aman dari gangguannya.”(HR Muslim).
Begitu pentingnya tetangga, sampai-sampai Nabi Saw mengira Malaikat Jibril akan menjadikan tetangga sebagai pewaris.

Tetangga secara eksplisit disebut dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 36. Ada dua macam tetangga, yakni tetangga dekat dan tetangga jauh. Banyak tafsir tentang tetangga dekat dengan jauh ini. Ada yang melihat dari sisi hubungan kekerabatan ada pula yang dari sisi jarak. Para Ulama menafsirkan dari sisi jarak tetangga adalah 40 rumah ke kanan,kiri,belakang,depan, atas dan bawah(dalam apartemen, semisalnya).

Secara sederhana ibadah bertetangga mencakup dua hal. Melakukan kebaikan secara aktif dan menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang menyakitkan, termasuk jika ada sesuatu yang kurang berkenan. Yang pertama misalnya dengan membagi makanan, menyapa dengan ramah jika berpapasan, segera memberi bantuan jika diperlukan, dan menjadikannya sebagai pihak pertama yang ditawari jika hendak menjual rumah atau tanah. Yang kedua misalnya dengan tidak mengkomplain jika ada daun dan ranting pohon tetangga yang jatuh ke tanah kita, atau membiarkan anaknya bermain di tempat kita. Rasulullah Saw menjelaskan hal ini dengan cukup detail.

Adanya Rukun Tetangga dan Rukun Warga di Indonesia patut kita syukuri karena menjadikan kita memiliki sarana resmi untuk beribadah hablun minannas dengan tetangga. Rapat RT, kumpulan RT, posyandu, kerja bakti dan kegiatan-kegiatan berbasis RT akan bernilai ibadah jika selalu dibarengi niat untuk menjalin hubungan baik dengan tetangga. Maka, tak semestinya kita tidak pernah hadir dalam kegiatan-kegiatan RT jika kita ingin menjadi muslim/ah yang paripurna. Menebar salam, senyum dan sapa saat berpapasan. Dan membuka kaca mobil untuk menyapa tetangga adalah hal ringan yang bernilai ibadah dan bisa dilakukan setiap saat.

# Artikel ini di copy dari: http://emmaqueen.co.id/berita/detail/hidup-rukun-bertetangga-5843.html#sthash.E5cmnCEz.dpuf